Breaking News
- Mengajar di Sekolah, Satgas Yonif 642 Jadi Solusi Keterbatasan Guru SDN Ururu Kaimana
- BERBUDI dan Muhammadiyah Jalin Silaturahmi: Manokwari Butuh Pemimpin yang Merangkul
- Soal Calon Tunggal di Pilgub Papua Barat, KPU Ajak Peran Aktif Pemerintah
- KPU Manokwari Fokus Merawat Partisipasi Pemilih Pilkada 2024
- Serukan Kedamaian HUT RI, Keliopas Meidodga: Jangan Terprovokasi Ajakan Demo Tak Membangun
- KPU Manokwari Sediakan Helpdesk Khusus Informasi Pendaftaran Pilkada 2024
- 1.033 Casis Polda Papua Barat Lulus Seleksi Reguler Bintara TA.2024, OAP 686 Orang
- Gad Rumfabe Pertanyakan Kelanjutan Proyek Pelabuhan Kwawi Manokwari
- Dukungan Terhadap Robert Manibuy-Ali Bauw Kian Menguat di Pilkada 2024 Teluk Bintuni
- Tiga Kapolres Jajaran Polda Papua Barat Dimutasi, AKBP Yulianor Abdi Jabat Kapolres Mansel
4 Alasan Kenapa Memaafkan Penting Bagi Kesehatan
Jakarta - Memaafkan bukan berarti melupakan, tapi memberi kesempatan kepada diri sendiri untuk menghapus rasa kesal dan dendam terhadap orang lain. Dengan demikian, rasa marah dan tekanan yang mengganggu emosi pun dapat diredakan. Akibatnya, pikiran jadi lebih tenang dan jauh dari stres. Sejatinya, tak hanya itu saja manfaat kesehatan dari memaafkan orang lain.
Secara ilmiah, memaafkan kesalahan orang lain dapat bermanfaat baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Secara sosial, memaafkan orang lain merupakan wujud kebesaran jiwa dan perilaku yang dianggap baik. Ada banyak manfaat kesehatan dari memaafkan orang lain seperti dilansir Mayo Clinic dan Telegraph, Minggu (19/8/2012) antara lain:
1. Terhindar dari Penyakit Tekanan Darah Tinggi
Para peneliti dari University of California, San Diego menemukan bahwa orang-orang yang bisa melepaskan kemarahannya dan memaafkan kesalahan orang lain cenderung lebih rendah risikonya mengalami lonjakan tekanan darah.
Peneliti meminta lebih dari 200 relawan untuk memikirkan saat temannya menyinggung perasaan. Setengah dari kelompok diperintahkan untuk berpikir mengapa hal tersebut bisa membuatnya marah, sedangkan yang lainnya didorong untuk memaafkan kesalahan tersebut. Peneliti menemukan bahwa orang yang marah mengalami peningkatan tekanan darah lebih besar dibanding orang yang pemaaf.
2. Terhindar dari Risiko Penyalahgunaan Obat dan Alkohol
Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa rasa benci, dendam dan permusuhan dapat memicu tekanan darah tinggi. Stres muncul ketika perasaan kecewa atau tersakiti. Memaafkan adalah sebuah proses perdamaian dengan diri sendiri. Seseorang yang memberi maaf justru akan merasa lebih rileks untuk menerima kondisinya.
Dengan kondisi mental yang lebih rileks, seseorang juga akan terhindar dari risiko penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang. Risiko tersebut umumnya dihadapi oleh para pendendam yang membutuhkan jalan pintas untuk lepas dari beban emosi negatifnya.
3. Menurunkan Risiko Serangan Jantung
Para ilmuwan membuktikan bahwa permintaan maaf yang ditujukan pada seseorang bisa meningkatkan kesehatan jantungnya. Orang yang mengalami perlakuan kasar akan mengalami peningkatan tekanan darah yang dapat memicu serangan jantung atau stroke. Namun ketika mendengarkan kata 'maaf', tekanan darah akan menurun kembali.
Tekanan darah yang diukur dalam penelitian adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan dalam darah antara detak jantung atau tekanan dalam arteri-arteri ketika jantung istirahat setelah kontraksi. Jika terlalu tinggi atau terjadi untuk waktu yang lama, dapat meningkatkan kemungkinan stroke atau serangan jantung.
4. Jauh dari Stres dan Depresi
Sebuah penelitian yang dimuat Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa memafkan secara positif dapat mengurangi gejala depresi. Tak hanya itu, memaafkan akan mengembalikan pikiran positif, dan memperbaiki hubungan. Selain itu, memaafkan juga berkaitan dengan perilaku positif lain seperti sifat dermawan, murah hati dan tidak mudah tertekan.
Secara ilmiah, memaafkan kesalahan orang lain dapat bermanfaat baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Secara sosial, memaafkan orang lain merupakan wujud kebesaran jiwa dan perilaku yang dianggap baik. Ada banyak manfaat kesehatan dari memaafkan orang lain seperti dilansir Mayo Clinic dan Telegraph, Minggu (19/8/2012) antara lain:
1. Terhindar dari Penyakit Tekanan Darah Tinggi
Para peneliti dari University of California, San Diego menemukan bahwa orang-orang yang bisa melepaskan kemarahannya dan memaafkan kesalahan orang lain cenderung lebih rendah risikonya mengalami lonjakan tekanan darah.
Peneliti meminta lebih dari 200 relawan untuk memikirkan saat temannya menyinggung perasaan. Setengah dari kelompok diperintahkan untuk berpikir mengapa hal tersebut bisa membuatnya marah, sedangkan yang lainnya didorong untuk memaafkan kesalahan tersebut. Peneliti menemukan bahwa orang yang marah mengalami peningkatan tekanan darah lebih besar dibanding orang yang pemaaf.
2. Terhindar dari Risiko Penyalahgunaan Obat dan Alkohol
Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa rasa benci, dendam dan permusuhan dapat memicu tekanan darah tinggi. Stres muncul ketika perasaan kecewa atau tersakiti. Memaafkan adalah sebuah proses perdamaian dengan diri sendiri. Seseorang yang memberi maaf justru akan merasa lebih rileks untuk menerima kondisinya.
Dengan kondisi mental yang lebih rileks, seseorang juga akan terhindar dari risiko penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang. Risiko tersebut umumnya dihadapi oleh para pendendam yang membutuhkan jalan pintas untuk lepas dari beban emosi negatifnya.
3. Menurunkan Risiko Serangan Jantung
Para ilmuwan membuktikan bahwa permintaan maaf yang ditujukan pada seseorang bisa meningkatkan kesehatan jantungnya. Orang yang mengalami perlakuan kasar akan mengalami peningkatan tekanan darah yang dapat memicu serangan jantung atau stroke. Namun ketika mendengarkan kata 'maaf', tekanan darah akan menurun kembali.
Tekanan darah yang diukur dalam penelitian adalah tekanan darah diastolik, yaitu tekanan dalam darah antara detak jantung atau tekanan dalam arteri-arteri ketika jantung istirahat setelah kontraksi. Jika terlalu tinggi atau terjadi untuk waktu yang lama, dapat meningkatkan kemungkinan stroke atau serangan jantung.
4. Jauh dari Stres dan Depresi
Sebuah penelitian yang dimuat Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa memafkan secara positif dapat mengurangi gejala depresi. Tak hanya itu, memaafkan akan mengembalikan pikiran positif, dan memperbaiki hubungan. Selain itu, memaafkan juga berkaitan dengan perilaku positif lain seperti sifat dermawan, murah hati dan tidak mudah tertekan.