- Mengajar di Sekolah, Satgas Yonif 642 Jadi Solusi Keterbatasan Guru SDN Ururu Kaimana
- BERBUDI dan Muhammadiyah Jalin Silaturahmi: Manokwari Butuh Pemimpin yang Merangkul
- Soal Calon Tunggal di Pilgub Papua Barat, KPU Ajak Peran Aktif Pemerintah
- KPU Manokwari Fokus Merawat Partisipasi Pemilih Pilkada 2024
- Serukan Kedamaian HUT RI, Keliopas Meidodga: Jangan Terprovokasi Ajakan Demo Tak Membangun
- KPU Manokwari Sediakan Helpdesk Khusus Informasi Pendaftaran Pilkada 2024
- 1.033 Casis Polda Papua Barat Lulus Seleksi Reguler Bintara TA.2024, OAP 686 Orang
- Gad Rumfabe Pertanyakan Kelanjutan Proyek Pelabuhan Kwawi Manokwari
- Dukungan Terhadap Robert Manibuy-Ali Bauw Kian Menguat di Pilkada 2024 Teluk Bintuni
- Tiga Kapolres Jajaran Polda Papua Barat Dimutasi, AKBP Yulianor Abdi Jabat Kapolres Mansel
DPD Garda Papua Barat Berbagi Kasih di Momen 60 Tahun Integrasi Papua ke NKRI
60 Tahun Papua Final NKRI
Dewan Pimpinan Daerah Garuda Merah Putih Papua Barat menyerahkan sembako kepada keluarga para tokoh dan pejuang PEPERA di Manokwari, Senin (1/5/2023).
TERASKASUARI.COM, MANOKWARI - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Garuda Merah Putih Provinsi Papua Barat berbagi kasih di momen 1 Mei 2023 dengan mengunjungi keluarga dari para tokoh dan pejuang PEPERA di wilayah kota Manokwari.
"Hari ini DPD Garuda Merah Putih berkunjung ke rumah-rumah keluarga tokoh dan para pejuang PEPERA untuk berbagi kasih dalam bentuk penyerahan sembako," kata Ketua DPD Garuda Merah Putih Papua Barat, Samuel Mandowen, Senin (1/5/2023) di Manokwari.
Melalui aksi sosial tersebut, Samuel berharap agar generasi muda Papua tidak lupa akan sejarah dan jejak para tokoh serta pejuang yang telah meletakkan dasar dan arah dimulainya pembangunan di tanah Papua dalam bingkai NKRI
Baca Lainnya :
- Sambut 60 Tahun Integrasi Papua ke dalam NKRI, GMP dan TNI Baksos di Tugu PEPERA Manokwari0
- KMP Minta Kesbangpol Papua Barat Selektif Saat Salurkan Dana Hibah Ormas 0
- Parjal Kawal Ketat Kinerja Pansel Anggota KPU Papua Barat, Panglima: Hindari Peserta Titipan 0
- Ombudsman Sarankan Waterpauw Tinjau Kembali Latar Belakang Kepala Kesbangpol Papua Barat 0
- Gelar Bazar Murah di Bulan Ramadhan, Pangdam Kasuari: TNI Hadir Untuk Rakyat0
"Sebagai generasi penerus yang hidup ditengah kedamaian (kemerdekaan) dalam bingkai NKRI, patutlah kita mengisinya dengan kegiatan-kegiatan positif dan membangun," ujar Mandowen.
Ia kembali menegaskan, bahwa 60 tahun silam atau tepatnya 1 Mei 1963, kala itu menjadi tonggak awal sejarah integrasi atau kembalinya Irian Barat (Papua) ke pangkuan ibu pertiwi dari kolonial Belanda.
Enam tahun setelah integrasi Irian Barat ke dalam NKRI, atau tepatnya pada tahun 1969, kala itu 75 tokoh di Manokwari dengan gagah dan berani memutuskan tiga poin penting dalam agenda sidang Dewan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA).
"Para tokoh dan pejuang yang kami kunjungi hari ini, adalah keluarga dari 75 anggota Sidang Dewan PEPERA Irian Barat yang digelar kala itu di Manokwari pada 29 Juli 1969,
Keputusan Sidang Dewan PEPERA itu dengan jelas menyatakan bahwa Irian Barat (Papua hari ini) final dan tak terpisahkan dari bingkai NKRI dari Sabang sampai Merauke," ujar Mandowen.
*Tentang Integrasi Papua ke NKRI*
Diketahui, Tanggal 1 Mei selalu diidentikkan dengan Hari Buruh Internasional.
Namun di Indonesia, lebih khusus di Papua, ada perayaan lain setiap tanggal tersebut, yakni Hari Integrasi Papua ke dalam bingkai NKRI.
Sejarah mencatat, 60 tahun yang lalu, tepatnya 1 Mei 1963, United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) resmi menyerahkan wilayah Irian Barat (sekarang Papua) yang sebelumnya dikuasai Belanda kepada Pemerintah Indonesia.
Di hari yang sama, bendera Merah Putih kembali dikibarkan di Bumi Cendrawasih. Sementara itu, dunia internasional mengakui secara sah Papua bagian NKRI setelah Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) tahun 1969.
Perjuangan Pembebasan Irian Barat diawali Presiden Soekarno 19 Desember 1962 dengan mengumumkan Tiga Komando Rakyat (Trikora) di Alun-alun Yogyakarta.
Adapun isi pernyataan Soekarno kala itu, yakni: Gagalkan Pembentukan Negara Boneka Papua buatan Belanda (1 Desember 1961),
Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia,
Dan Bersiaplah Untuk Mobilisasi Umum Guna Mempertahankan Kemerdekaan dan Kesatuan Tanah Air dan Bangsa,
Perintah Soekarno itupun dengan membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat yang dipimpin oleh Soeharto (Presiden RI ke-2).
Sayangnya, masih ada segelintir orang tertentu di Papua yang masih dalam bayang-bayang masa lalu dan diberdaya pihak asing sehingga menilai 1 Mei 1963 sebagai hari pemaksaan atau aneksasi. (RED|TK).